Pertanyaan
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
Ustad, bagaimana jika seseorang yang lahir di negara kafir dan kakek nenek juga buyutnya berada di sana, apakah masih harus hijrah?
Bagaimana dengan wanita bersuamikan pria penduduk di negara kafir tersebut, bukankah ia mengikuti domisili suaminya?
(Dari Nahda Hayatul, Admin T07)
Jawaban
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Iya, setiap kaum muslimin yang hidup di negeri kafir, maka ia harus berusaha hijrah keluar dari negeri syirik berpindah ke negeri Islam, kecuali orang-orang yang tinggal di negeri kafir untuk tujuan berdakwah menebarkan agama Islam di sana.
Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ ۖ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ۚ فَأُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?”. Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)”.
Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”. Orang-orang itu tempatnya neraka jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS An-Nisa’ : 97).
Maka penanya dan setiap orang Islam yang tinggal di negeri kafir, wajib membujuk keluarganya dan memahamkan mereka bahwa tinggal di negeri kafir itu dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, dan bahwa tinggal di negeri kafir itu membahayakan serta mengancam agama serta akhlak seseorang.
Mereka harus mulai menabung untuk mempersiapkan hijrah ini, ikhlas untuk meraih ridha Allah Ta’ala serta menjauhi segala perkara yang mengundang murka Allah.
Teramat banyak sekali penyimpangan dan kerusakan tinggal di negeri kafir. Saking bahayanya tinggal di sana sampai Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyatakan :
أَنَا بَرِيءٌ مِنْ كُلِّ مُسْلِمٍ يُقِيمُ بَيْنَ أَظْهُرِ الْمُشْرِكِينَ
“Aku berlepas diri dari setiap orang Islam yang tinggal di negeri kafir.” (HR Abu Dawud : 2645 dishahihkan oleh Imam Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud).
Diantara kerusakannya adalah setiap hari kita menyaksikan perilaku bejat orang-orang kafir, akhlak buruk mereka dipertontonkan setiap hari, aurat meraka dipamerkan setiap hari, susah menegakkan shalat jumat, susah mencari makanan halal, susah menguburkan jenazah orang Islam secara terpisah, belum lagi jika kita mati di negeri kafir sehingga terancam dengan ayat tersebut di atas, belum lagi jika hati kita mengagumi dan mencintai mereka karena kagum dengan teknologi yang mereka miliki, dan lain-lain.
Disebutkan di dalam kitab Tartibul Madarik tentang sekelumit kisah hidup Imam Bahlul bin Rasyid Al-Qairawani yang mengandung pelajaran agar kita memiliki loyalitas dan berlepas diri dari orang-orang kafir :
أن بهلول دفع إلى بعض أصحابه دينارين ليشتري له بهما زيتاً يستعذبه له ، فذكر للرجل أن عند نصراني زيتا أعذب ما يوجد، فانطلق إليه الرجل بالدينارين فأخبر النصراني أنه يريد زيتا للبهلول فقال النصراني: والله نحن نتقرب إلى الله بالبهلول كما تتقربون أنتم إليه . وأعطاه بالدينارين من ذلك الزيت الجيد ما يعطى بأربعة دنانير .
ثم أقبل إلى بهلول فأخبره الخبر فقال بهلول : جزاك الله خيراً ، قضيت حاجة فاقض لي أخرى .
قال الرجل : وما هي ؟
قال البهلول : رد الزيت ثم رد علي الدينارين .
فقال الرجل : ولم؟
قال البهلول : ذكرت قوله تعالى: { لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ} ، فخشيت أن آكل زيت النصراني فأجد له في قلبي مودة ، فأكون ممن حاد الله ورسوله على عرض من الدنيا يسير .
“Suatu ketika Bahlul menyerahkan dua dinar kepada murid beliau untuk membeli minyak dengan kwalitas bagus. Lantas diberitahukan bahwa ada orang nasrani yang menjual minyak dengan kwalitas bagus. Murid beliau lalu pergi menemui si nasrani dengan membawa dua dinar, ia pun memberitahukan bahwa ia ingin membeli minyak untuk Bahlul.
Si nasrani menyatakan ; Demi Allah aku ingin mendekatan diri kepada Allah dengan mencintai Bahlul sebagaimana kalian mendekatkan diri kepada Allah dengan mencintai Bahlul. Ia lantas menerima dua dinar dan memberikan minyak kwalitas bagus seharga empat dinar. (Bahlul diberikan discount 100%-pent)
Murid tadi lantas menghadap kepada Bahlul kemudian menceritakan kejadian tersebut. Bahlul pun berkata :
“Semoga Allah membalas engkau dengan kebaikan engkau telah memenuhi kebutuhanku, tolong lakukan kebutuhanku yang lain.”
Sang murid bertanya : “Apa itu?.”
Bahlul menjawab : “Kembalikan minyak ini dan kembalikan dua dinar milikku.”
Sang murid bertanya : “Mengapa demikian ?”
Beliau mengatakan : “Aku teringat firman Allah Ta’ala ‘Kalian tidak akan mendapati seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir mencintai orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya’. Sehingga aku khawatir jika aku memakan minyak si nasrani lalu akan tumbuh rasa cinta di dalam hatiku kepadanya.”
(Tartibul Madarik : 1/337 oleh Al-Qadhi Iyadh).
Apa yang terjadi dengan diri kita jika kita tingal di tengah-tengah orang kafir, dimana loyalitas dan bara’ serta sikap berlepas diri kita dari perilaku kekufuran mereka?
Wallohu A’lam
Wabillahit taufiq
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Abul Aswad al Bayati حفظه الله
Referensi: https://bimbinganislam.com/hukum-hijrah-dari-negeri-kafir/