Pertanyaan:

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Ustadz yang dirahmati Allah, Saya ingin bertanya, apa hukumnya kita bersedekah, tetapi niat kita agar kita dibalas oleh Allah dengan rezki yang berlimpah seperti yang selalu disampaikan oleh para motivator muslim dan ustadz yang lain ?

جَزَاك اللهُ خَيْرًا

(Dari Abdul Muqtadir di NTT Anggota Grup WA Bimbingan Islam N05 G-64)

Jawaban:

وعليكم السلام ورحمة الله وبر كاته

Sedekah itu selayaknya kita lakukan murni karena mengharap ridha Allah, pahala syurga serta terhindar dari api neraka. Ini kita jadikan tujuan utama kita, selebihnya boleh kita meniatkan untuk mendapatkan kemanfaatan duniawi seperti sembuh dari penyakit serta kelancaran rejeki. Hal ini berdasarkan ayat dan hadits yang menerangkan keutamaan, hasil positif serta kemanfaatan duniawi bagi orang yang melakukan sedekah, diantaranya :

Firman Allah ta’ala :

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Perumpamaan orang yang meninfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” (QS Al-Baqarah : 261).

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

“Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya) kecuali kemuliaan, serta tidaklah seseorang merendahkan diri di (hadapan) Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat) nya”. (HR Muslim : 2588).

Namun demikian jika kita menjadikan rejeki melimpah sebagai tujuan utama kita ketika bersedekah, maka kelak di akhirat kita tidak mendapatkan balasan apa-apa lagi. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari : 1, Muslim : 1907).

Kesimpulannya mari kita bersedekah dengan mengharap ridha Allah dan jadikan ia sebagai tujuan utama, kemudian kita mengharap lancarnya sedekah setelah itu. Sehingga kelak kita mendapatkan dua-duanya, apa beratnya ? gratis menentukan niat itu. Lantas kenapa kita hanya murni mengharapkan berlimpahnya pahala di sisi lain kita tidak mengharap ridha Allah, tidak mengharap syurga Allah, tidak mengharap diselamatkan dari neraka Allah, ini satu hal yang aneh tentunya.

Dan pilihan akhirat itu jauh lebih baik dan lebih utama, karena ia lebih lama dan lebih kekal, wallahu a’lam.

Konsultasi Bimbingan Islam

Ustadz Abul Aswad Al Bayati

Referensi: https://bimbinganislam.com/sedekah-agar-rejeki-makin-melimpah/