Pertanyaan :
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Ustadz, jika kita mendatangi majelis ilmu syar’i akan mendapatkan ampunan, ketenangan dan rahmat dari Allaah -Ta’ala-.
Bagaimana jika kajian diadakan di salah satu rumah anggota dan ternyata di rumah tersebut memajang gambar bernyawa (foto keluarga). Apakah kita masih mendapatkan keberkahan Majlis ilmu?
Bolehkah tetap mendatangi majelis ilmu (pembahasan tafsir, Riyadus Shalihin yang sudah sesuai Al-qur’an & Sunnah) di rumah tersebut?
جَزَاك الله خَيْرًا
(Turisia Ummu Sarah, Admin BiAS T08)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين
Yang pertama, benar bahwa majlis ilmu itu dipenuhi dengan berbagai macam keutamaan, Nabi besar Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada di dekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya.”
(HR Muslim : 6793).
Yang kedua, keutamaan majlis ilmu dengan kondisi di atas tetap didapatkan meski tidak maximal, dan dosa dari perbuatan tersebut ditanggung oleh si empunya rumah. Hanya saja ada beberapa keutamaan tertentu yang takkan didapatkan seperti tidak masuknya malaikat rahmat ke dalam rumah tersebut. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَدْ خُلُ المَلاَئِكَةُ بَيْتًا فِيْهِ كَلْبٌ وَلاَ صُوْرَةٌ
“Malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan lukisan (makhluk bernyawa, -pent).”
(HR Bukhari : 3225, Muslim : 2106).
Yang ketiga, para peserta pengajian ini atau Pak Ustadznya hendaknya memberikan nasehat kepada pemilik rumah dengan cara yang baik, santun, bijaksana serta bermartabat. Karena ia adalah saudara kita yang barangkali saja belum mengerti status perbuatan tersebut, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا ، أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ « تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنَ الظُّلْمِ ، فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ »
“Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi. Kemudian ada seseorang bertanya tentang bagaimana cara menolong orang yang berbuat zalim?
Beliau menjawab, “Engkau mencegah dia dari berbuat zalim, itulah cara menolongnya.”
(HR. Bukhari : 6952, Muslim : 2584).
Syaikh Abu Muhammad Al-Qasim bin Ali Al-Basri menyatakan:
فانظر إليها نَظَر المستحسنِ وأَحسن الظنَّ بها وحَسِّنِ وإنْ تجَِدْ عيباً فسُدَّ الخَلَلا فَجَلَّ من لا فيهِ عيبٌ وعلا
“Lihatlah saudaramu dengan pandangan sayang, Berbaik sangkalah kepadanya dan kasihilah ia. Jika kau dapati celah maka tutuplah aib, Maha Mulia Dzat yang tiada memiliki aib lagi Maha Tinggi.” (Syarah Mulhatil I’rab : 142).
Wallahu a’lam, wabillahittaufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh :
? Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله
Referensi: https://bimbinganislam.com/hukum-bermajelis-yang-ada-gambar-bernyawa/