Pertanyaan:

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Apa contoh dari dusta yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah?

جزاك اللهُ خيراً

(Disampaikan oleh Anggota Grup WA Sahabat BiAS)

 

Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Ada beberapa kondisi di mana berbohong diperbolehkan oleh syariat. Ada dispensasi untuk situasi tertentu. Ada tiga kondisi seorang Muslim boleh berbohong sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (1939) dan Abu Dawud (4921):

عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ رضي الله عنها قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( لَا يَحِلُّ الْكَذِبُ إِلَّا فِي ثَلَاثٍ : يُحَدِّثُ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ لِيُرْضِيَهَا ، وَالْكَذِبُ فِي الْحَرْبِ ، وَالْكَذِبُ لِيُصْلِحَ بَيْنَ النَّاسِ ) . والحديث صححه الألباني في صحيح الترمذي .

“Dari Asma’ binti Yazid radhiyallahu ‘anha, ia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,’Berbohong itu tidak halal dilakukan kecuali dalam tiga keadaan: seorang suami berbicara kepada istrinya agar istrinya itu ridha, dan berbohong dalam perang dan berbohong dalam rangka memperbaiki hubungan di antara manusia.”

Dan bisa kita katakan bahwa bohong di tiga keadaan tersebut bisa bernilai sebagai ibadah, karena menjadikan istri ridho, menjadikan ia senang adalah bagian yang dituntut dalam syariat, karena kita dituntut untuk bergaul dengan istri dengan cara yang baik.

Sebagaimana berbohong dalam peperangan, juga dituntut dan bermanfaat, ketika kaum muslimin berperang dengan orang orang kafir, dituntut harus ada siasat, tipu daya dalam perang, supaya menang melawan musuh-musuh Allah dan bisa meninggikan kalimat Allah, dan ini terhitung sebagi ibadah.

Atau juga ketika berbohong dalam rangka memperbaiki hubungan manusia yang sedang berseteru, jika bohong kita bisa mendamaikan mereka, menghindarkan mereka dari pertikaian bahkan pertumpahan darah, maka yang demikian bisa tercatat sebagai amal solih. Ketika tiga hal yang kita sampaikan ini terhitung sebagai amal solih, maka bisa kita kategorikan itu sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala

Wallahu Ta’ala A’lam.

Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I حفظه الله

 

Sumber: https://bimbinganislam.com/bohong-yang-diperbolehkan/