Pertanyaan:
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, semoga ustadz dan keluarga selalu dilindungi oleh Allah Azza Wa Jalla.
Ustadz, saya ingin bertanya bagaimana cara bertaubat seseorang yang telah mengucapkan ‘selamat natal’ dan kata-kata yang memiliki arti semacamnya padahal sudah tau hukumnya.
Terima kasih ustadz, jazakallahu khairan.
(Disampaikan oleh Fulanah, sahabat BiAS).
Jawaban:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du
Ayyuhal Ikhwan wal Akhwat baarakallah fiikum Ajma’in.
Perhatikan Cara Bertaubat!
Cara bertaubat dari melakukan dosa atau maksiat adalah kembali kepada Allah Ta’ala dengan jujur, bisa dilihat dengan kualitas amalan shalih semakin baik dan meningkat, menyesal telah menentang hukum Allah Yang Maha Adil, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya, serta memperbanyak istighfar dalam setiap keadaan, sembari berdo’a bahwa Allah Yang Maha Pemurah agar menganugerahkan keistiqamahan.
Allah Yang Maha Pengasih Dan Pemurah berfirman,
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ . أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (QS. Ali Imran: 135-136).
Al Hafizh Ibnu Katsir menjelaskan ayat di atas (yang artinya),
“Fiman-Nya ‘Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.’
Yaitu mereka bertaubat dari dosanya dan kembali kepada Allah dalam waktu dekat (segera) dan tidak melanjutkan kemaksiatan dan senantiasa melepaskannya. Meskipun dosanya terulang dan mereka bertaubat (kembali).” (lihat Tafsir Ibnu Katsir, 1/408).
Menambah Ilmu dan Rasa Yakin, Kepada Siapa Engkau Berbuat Dosa?
Dahulu sahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu pernah berkata,
إن المؤمن يرى ذنوبه كأنه قاعد تحت جبل يخاف أن يقع عليه, وإن الفاجر يرى ذنوبه كذباب مر على أنفه فقال به هكذا فذبه عنه
“Sesungguhnya seorang mukmin memandang dosa-dosanya seakan-akan ia sedang duduk di bawah sebuah bukit, ia takut kalau bukit itu roboh menimpanya. Sedangkan orang yang fasik memandang dosa-dosanya seakan-akan ada lalat yang menempel di hidungnya, lalu ia berbuat seperti ini –yakni dengan tangannya- ia menyingkirkan lalat itu.” (HR. Bukhari, no. 5949).
Ahli ilmu menjelaskan bahwa dosa yang kecil apabila dilakukan tanpa ada rasa malu, tidak peduli sama sekali dan hilangnya rasa takut kepada Allah Yang Maha Kuasa disertai sikap meremehkan bisa menjadikannya dosa besar. Maka bagaimana pendapatmu jika itu adalah dosa besar, dosa kekufuran?
Oleh karena itu,
لاَ صَغِيْرَةَ مَعَ الْاِسْتِمْرَارَ وَلاَ كَبِيْرَةَ مَعَ الْاِسْتِغْفَارِ
“Tidak ada dosa kecil apabila dilakukan terus-menerus,
Dan tidak ada dosa besar apabila diiringi dengan istighfar.”
Menganggap remeh suatu dosa adalah penyakit berbahaya, kepada orang yang terserang penyakit ini, kita katakan, “Kamu jangan melihat kecilnya dosa yang kamu kerjakan, tetapi lihatlah kepada siapa kamu bermaksiat.”
Semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah dan taufiq kepada kita. Aamiin
Wallahu Ta’ala A’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
Sumber: https://bimbinganislam.com/taubat-seseorang-yang-telah-mengucapkan-selamat-natal/