Pertanyaan :
بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Afwan ustadz, Ana ingin bertanya.
Alhamdulillah sekarang ana sudah memasuki usia 9 bulan kehamilan. Dan alhamdulillah mertua berkunjung untuk menemani selama persiapan sebelum dan sesudah persalinan.
Namun, sejak datang kesini mertua ana selalu mengajak untuk membeli dasun, bawang putih, gunting kecil dan sebagainya ketika ke pasar. Qadarallah beliau seringkali lupa ketika sudah berada di pasar ana pun tak mau mengingatkan.
Jujur, ana dan suami takut dan menghindari hal tersebut. Cuma saudara suami sering mengingatkan dan menyuruh, cuma ana tidak pernah melakukan akhirnya mereka lapor lah kepada mertua dan sekarang mertua membahas itu lagi.
Ana sudah bilang suami tak setuju dan syirik tapi mertua bilang untuk jaga-jaga dan bilang hal hal mistis terkait itu. Apa yang harus ana lakukan kepada mertua ana ustadz?
Dan Bagaimana cara ana menanggapi komentar keluarga suami yang menyakiti hati ana dan sering mengadukan kepada mertua ana karena ana tidak mengikuti “kesyirikan” yang mereka lakukan?
Jazākallāhu khayran
Tanya Jawab AISHAH – akademi shalihah
(Disampaikan Oleh Fulanah – Sahabat AISHAH)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
alhamdulillāh wa shalātu wa salāmu ‘alā rasūlillāh.
Kepercayaan bahwa suatu benda bisa menjadi penyebab datangnya manfaat atau kemudharatan tanpa ada alasan yang jelas dari sisi syariat (sebab syar’i) ataupun dari sisi ilmu pengetahuan (sebab kauny-qadary) bisa menjerumuskan seseorang dalam syirik & kesyirikan.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah kaedah yang disebutkan oleh para ulama:
جعل ما ليس بسبب سببا شرك أصغر
“Menjadikan satu benda sebagai sebab yang mana pada hakikatnya benda tersebut bukan sebab, hal ini termasuk syirik asghar.”
Karena yang berhak menjadikan sebab adalah Allah, ketika kita menjadikan sesuatu sebagai sebab padahal Allah tidak menjadikannya sebab, seolah-olah kita telah menyaingi Allah dalam masalah ini.
Maka apa yang saudari lakukan adalah langkah yang tepat, yaitu berusaha menolak dan mencoba menasihati ibu mertua untuk tidak perlu melakukan hal syirik & kesyirikan tersebut.
Kewajiban anti sekarang bersama suami adalah bersabar dan selalu mengajak keluarga kepada tauhid dan menjauhi syirik, dengan tetap berakhlak dan bersikap santun kepada orang tua.
Bisa juga dengan memutar kajian tentang tauhid ketika beliau berada di rumah, sembari selalu berdo’a kepada Allah, agar Allah memasukkan hidayah ke dalam hatinya, karena Allah lah pemilik hidayah.
Dan ketahuilah gangguan yang anti rasakan tidaklah seberat apa yang dialami rasulullah dan para sahabatnya berupa siksaan yang sangat demi memperjuangkan tauhid & menolak kesyirikan.
Wallahu a’lam
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله