بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Pertanyaan :
Ustadz mau tanya … Afwan adakah dalil yang shahih yang menyatakan bahwa berqurban harus di tempat sendiri dan sunnahnya menyembelih sendiri atau melihat hewan qurbannya di sembelih. Sedangkan ada daerah yang jauh dan kita tau sangat miskin dan sangat membutuhkan sehingga kita enggan menyalurkan qurban ke tempat yang lebih membutuhkan? mohon jawaban nya Ustadz
Syukron jazaakallohu khoyron Ustadz
(Hani,, SAHABAT BiAS T07-G48)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sunnahnya memang kita menyembelih kurban kita sendiri, disebutkan dalam sebuah riwayat :
ضحى النبي صلى الله عليه وسلم بكبشين أملحين أقرنين وذبحهما بيده وسمى وكبر ووضع رجله على صفاحهما
“Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menyembelih dua domba yang gemuk dan bertanduk. Beliau menyembelihnya dengan tangan beliau sendiri, beliau membaca tasmiyyah dan bertakbir lalu meletakkan kaki beliau di sisi tubuh keduanya.” (HR Muslim : 1966).
Ini yang lebih utama, namun demikian kita juga diperbolehkan memindahkan kurban ke daerah lain yang jauh lebih membutuhkan mungkin karena kemiskinan atau kekurangan atau bencana kelaparan dan sebab lainnya.
Imam Abdul Aziz bin Baz ditanya :
هل يجزي أن ندفع مبلغاً من المال لشراء أضحية، وذبح ذلك في الخارج للفقراء والمساكين؟
“Sahkah dengan hanya mentransfer sejumlah uang untuk membeli hewan kurban lalu hewan tersebut disembelih untuk fakir miskin di luar daerah?”
Beliau menjawab :
لا حرج، سواءٌ ذبحها في بيته أو في الخارج، لكن في بيته أفضل، إذا ضحى في بيته وأكل منها ووزع على من حوله كان أفضل تأسياً بالنبي – صلى الله عليه وسلم – كونه يذبح الضحية في بيته ويأكل ويطعم وإذا أحب أن يذبح ضحايا أخرى في محل فقراء في بلد أخرى فله أجر ذلك هذا من الصدقات.
“Tidak mengapa jika seseorang menyembelih untuk keluarganya atau berkurban di luar daerah. Akan tetapi berkurban di tengah-tengah keluarganya itu yang lebih afdhol. Jika seseorang berkurban di rumahnya, lalu ia makan sebagian dan menyalurkannya pada orang di sekitarnya, maka itu lebih baik karena mencontoh praktek Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena beliau ketika berkurban dilakukan di tengah-tengah keluarganya lalu dimakan dan diberikan pada yang lain. Dan jika ia ingin berkurban yang lain selain di lingkungannya untuk disalurkan pada orang miskin di daerah lain, tetap hal itu mendapat ganjaran. Yang disalurkan tersebut terhitung sedekah.” (Fatawa Syaikh Bin Baz no. 2804).
Wallahu a’lam
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Abul Aswad Al Bayaty حفظه الله
sumber: https://bimbinganislam.com/kurban-di-luar-kota/