Keutamaan bulan Dzulhijjah

Adapun dalil – dalil yang menunjukkan keutamaan 10 hari ini dibanding dengan hari lainnya adalah

1. Allah bersumpah dengan 10 hari ini.
Allah berfirman:

وَلَيَالٍ عَشْرٍ

“Demi sepuluh hari”
(QS. Al-fajr : 2)

Yang dimaksud dengan sepuluh hari pada ayat tersebut adalah adalah sepuluh hari pertama pada bulan dzulhijjah sebagaimana dikatakan oleh mayoritas ahli tafsir.
(Tafsir ibnu katsir 8/390).

2. Amalan pada hari tersebut adalah amalan yang paling Allah cintai

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلًا خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Tidak ada satu haripun yang amalan shalih di dalamnya lebih disukai Allah Azza Wa Jalla daripada hari-hari ini.” yaitu sepuluh hari pertama dari bulan Dzul Hijjah. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, begitu juga dengan Jihad fi sabilillah?” Beliau menjawab: “Termasuk jihad fi Sabilillah, kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya, kemudian ia tidak kembali lagi setelah itu.”
( Ahmad : 1867; Abu Dawud : 2082).

Hadits di atas menjelaskan bahwa amalan yang dikerjakan pada sepuluh pertama pada bulan dzul hijjah memilki keutamaan yang sangat besar,sampai bisa mengalahkan pahala jihad fi sabilillah – apabila jihad tersebut diluar sepuluh hari ini-, kecuali apabila dia syahid dalam medan peperangan.

3. Didalamnya terdapat hari arafah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنْ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمْ الْمَلَائِكَةَ

“Tidak ada satu hari pun yang di hari itu Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka daripada hari ‘Arafah, dan pada hari itu Dia turun kemudian membangga-banggakan mereka di depan para malaikat”
(Muslim : 1348).

4. Terkumpul didalamnya Ibadah – ibadah inti.

Banyak ibadah yang secara khusus disyariatkan dalam 10 hari pertama bulan dzulhijjah, dan ibadah – ibadah tersebut adalah ibadah – ibadah agung di dalam islam, seperti sholat, puasa, sedekah dan haji.

Berkata al-hafidz Ibnu Hajar:

وَالَّذِي يَظْهَرُ أَنَّ السَّبَبَ فِي امْتِيَازِ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ لِمَكَانِ اجْتِمَاعِ أُمَّهَاتِ الْعِبَادَةِ فِيهِ وَهِيَ الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَالْحَجُّ وَلَا يَتَأَتَّى ذَلِكَ فِي غَيْرِهِ

“Alasan mengapa 10 hari dzulhijjah dilebihkan dari hari lainnya adalah karena pada hari tersebut berkumpul ibadah – ibadah inti, yaitu sholat, puasa, sedekah, dan haji, yang tidak ditemukan pada hari – hari lainnya.”
(Fathul Baari: 2/460)

Amalan di Bulan Dzulhijjah
Setelah kita megetahui keutamaan – keutamaan yang ada pada sepuluh hari tersebut, maka amalan apa yang hendaknya kita kerjakan?

Secara umum semua amalan yang terhitung sebagai amal sholih sangat dianjurkan unutk diperbanyak pada hari tersebut, berlandaskan dengan keumuman sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ…..

“Tidak ada satu haripun yang amalan shalih di dalamnya lebih disukai Allah Azza Wa Jalla daripada hari-hari ini.” yaitu sepuluh hari pertama dari bulan Dzul Hijjah…”
( Ahmad : 1867; Abu Dawud : 2082).

Dalam hadits tersebut rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanya menyebutkan amalan sholih tanpa ada pengkhususan amalan tertentu, maka semua ketaatan yang mendekatkan diri kepada Allah masuk dalam keumuman hadits.

Kendati demikian ada amalan – amalan khusus yang lebih dianjurkan dalam hari – hari tersebut, diantaranya:

1. Haji

Haji merupakan amalan paling agung yang dikerjakan pada hari ini, karena haji merupakan salah satu rukun islam. Allah berfirman:

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا

“Haji merupakan kewajiban yang harus ditunaikan manusia kepada Allah, bagi orang yang sanggup mengerjakannya.”
(QS. Ali Imran : 97).

Rasulullah bersabda:

مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

“Siapa yang melaksanakan haji lalu dia tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat fasik maka dia kembali seperti hari saat dilahirkan oleh ibunya”.
(AlBukhari : 1424)

2. Memperbanyak takbir.

Disunnahkan bagi seseorang untuk memperbanyak takbir sejak memasuki hari pertama di bulan zulhijjah (takbir muthlaq – ed),

Allah berfriman:

…وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ

Hendaklah mereka menyebut nama- nama Allah pada hari – hari yang telah diketahui…
(QS. Alhajj: 22).

Ibnu Abbas menafsirkan bahwa hari – hari yang dimaksud Allah adalah sepuluh hari pertama dzulhijjah. (Tafsir Ibnu katsir: 5/145)

Dan dahulu Ibnu Umar dan abu hurairah berjalan ke pasar sembari bertakbir pada 10 hari dzulhijjah, kemudian orang – orangpun ikut bertakbir.
(riwayat Bukhari dengan shigah jazm pada bab keutamaan hari tasyriq).

3. Memperbanyak puasa

Hendaklah seorang muslim memperbanyak puasa sunnah pada 9 hari pertama bulan dzulhijjah, terkhusus pada tanggal 9 dzulhijjah atau yang dikenal puasa arafah.

Para istri rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:

كان رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada Sembilan hari Bulan Dzul Hijjah”.
(HR. Abu dawud : 2081, dinyatakan shohih oleh syaikh Albany).

Rasulullah bersabda tatkala ditanya tentang puasa arafah:

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

“Menggugurkan dosa setahun yang lalu dan yang akan datang”
(Muslim : 1162)

4. Berkurban

Hukum berkurban pada tanggal 10 dzulhijjah adalah sunnah muakkadah menurut mayoritas ulama, maka tidak elok jikalau seorang muslim yang memiliki kemampuan untuk meninggalkan sunnah ini.

Rasulullah bersabda:

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

“Siapa memiliki keluasaan (untuk berkorban) namun tidak berkorban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami”
(Ibnu Majah: 3114)

5. Memperbanyak doa

Disyariatkan juga bagi seorang muslim memperbanyak doa terutama pada hari ‘arafah, sebagaimana sabda rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ

“Sebaik – baik doa adalah doa yang dipanjatkan pada hari ‘arafah”
(Tirmidzi: 3509, dinyatakan shohih oleh syaikh Albany)

6. Sholat ied

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أُمِرْنَا أَنْ نَخْرُجَ فَنُخْرِجَ الْحُيَّضَ وَالْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ قَالَ ابْنُ عَوْنٍ أَوْ الْعَوَاتِقَ ذَوَاتِ الْخُدُورِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَشْهَدْنَ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَدَعْوَتَهُمْ وَيَعْتَزِلْنَ مُصَلَّاهُمْ

“Kami diperintahkan untuk keluar (pada sholat ‘ied), sampai – sampai kami keluarkan pula para wanita yang sedang haid, gadis remaja dan wanita-wanita yang dipingit dalam rumah.” Ibnu Aun menyebutkan, “Atau gadis-gadis remaja yang dipingit. Adapun wanita haid, maka mereka dapat menyaksikan (menghadiri) jama’ah kaum Muslimin dan mendoakan mereka, dan hendaklah mereka menjauhi tempat shalat mereka .”
(Bukhari : 928).

Itulah sedikit pembahasan tentang keutamaan sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah, semoga tulisan ini dapat mengguggah semangat kita untuk memperbanyak ketaatan kita kepada Allah terlebih pada hari – hari tersebut, dan dapat memberikan kemanfaatan kepada penulis dan kaum muslimin pada umumnya.

Wallahu a’lam

Ditulis oleh:
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله

 

sumber: https://bimbinganislam.com/keutamaan-dan-amalan-di-10-hari-pertama-bulan-dzulhijjah/