Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang mengingkari pentingnya ilmu dalam kehidupan. Adapun yang membedakan antara orang beriman dan orang yang tidak beriman adalah ilmu mana yang menjadi fokus utama dan harus dipahami.
Orang beriman tidak hanya mencukupkan diri dengan ilmu-ilmu duniawi, namun dia mencari ilmu yang jauh lebih penting dari sekedar ilmu tentang makhluk, yaitu ilmu yang membuat dirinya bisa mengenal Sang Pencipta dan bagaimana cara menjaga hubungan baik denganNya.
Inilah ilmu yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini, yaitu ilmu yang dibawa oleh rasulullah Muhammad ﷺ, ilmu yang menjadi sumber kebahagiaan hati di dunia dan akhirat. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
فأصلُ كل خير هو العلمُ والعدلُ، وأصلُ كل شرٍّ هو الجهلُ والظلم.
“Sumber segala kebaikan adalah ilmu dan keadilan, sedangkan sumber segala keburukan adalah kebodohan dan kezhaliman”. (Ighatsatul Lahfan: 2/859).
Sehingga seorang muslim jangan sampai lalai dari ilmu tentang hak-hak Allah ﷻ, sembari dirinya juga mempelajari ilmu-ilmu keduniaan yang ia butuhkan dalam menjalani kehidupan.
Karena islam adalah agama yang dibangun diatas ilmu, maka kita mendapati banyak sekali hadits-hadits yang membahas tentang keutamaan menuntut ilmu agama, diantaranya:
1.Mencari ilmu merupakan kewajiban seorang muslim.
طلب العلم فريضة على كل مسلم
“Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”.
(HR. Ibnu Majah no. 224, dan dinyatakan shohih oleh syaikh Albany).
Hadits ini menjelaskan harusnya seorang muslim belajar agama. Namun, apakah wajib setiap muslim mempelajari semua perkara agama, bahkan sampai masalah paling rinci sekalipun?
Para ulama menjawab persoalan ini dengan mengatakan ilmu yang diwajibkan bagi setiap muslim adalah yang berkenaan dengan kewajiban mereka sehari-hari. (Lihat : Faidhul Qadir : 4/267).
Setiap muslim wajib mengilmui rukun iman karena berkenaan dengan akidah seorang muslim, seorang muslim harus memahami bagaimana cara sholat dan puasa. Jika dia adalah orang berharta maka dia wajib tahu tentang zakat, jika dia seorang pedagang dia harus paham tentang aturan perdagangan dalam islam. Adapun mempelajari agama secara detail maka hukumnya fardhu kifayah, harus ada orang yang mempelajarinya namun tidak diwajibkan untuk semuanya.
2.Ulama dan penuntut ilmu selalu dekat dengan Allah ﷻ.
ألا إن الدنيا ملعونة ملعون ما فيها إلا ذكر الله وما والاه وعالم أو متعلم
“Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu menjauhkan dari Allah, begitu pula semua yang ada di dalamnya, kecuali: dzikir, segala amal yang Allah cintai, orang yang berilmu dan penuntut ilmu.” (HR. Tirmidzi no. 2322, dinyatakan shahih oleh syaikh Albany dalam shohihul jami’ no. 1609).
Sabda rasulullah ﷺ “segala mal yang Allah cintai” pada hakikatnya telah mencakup mempelajari ilmu agama, namun rasulullah ﷺ diakhir hadits tetap menyebutkan orang yang ‘alim dan penuntut ilmu, hal ini menunjukkan kedudukan belajar ilmu agama dalam islam. (Lihat Mirqatul mafatih syarh Misykatul Mashabih : 8/3241).
3.Orang yang berilmu ibarat tanah yang subur.
مثل ما بعثني الله به من الهدى والعلم، كمثل الغيث الكثير أصاب أرضا، فكان منها نقية، قبلت الماء، فأنبتت الكلأ والعشب الكثير، وكانت منها أجادب، أمسكت الماء، فنفع الله بها الناس، فشربوا وسقوا وزرعوا، وأصابت منها طائفة أخرى، إنما هي قيعان لا تمسك ماء ولا تنبت كلأ، فذلك مثل من فقه في دين الله، ونفعه ما بعثني الله به فعلم وعلم، ومثل من لم يرفع بذلك رأسا، ولم يقبل هدى الله الذي أرسلت به
“Permisalan petunjuk dan ilmu yang Allah perintahkan untuk aku bawa, bagaikan hujan lebat yang membasahi bumi. Ada yang jatuh ke tanah yang subur, bisa menyerap air, sehingga menumbuhkan tanaman dan rerumputan yang banyak.
Ada juga tanah yang tandus yang bisa menampung air, namun tidak bisa menyerap ke dalamnya, Allah memberikan manfaat dengan genangan air yang ada diatasnya, untuk banyak orang, sehingga manusia dapat mengambil air untuk minum dirinya dan hewan ternaknya, manusia juga bisa mengairi tanah pertaniannya dengan air tersebut.
Jenis tanah ketiga adalah tanah qi’an, yaitu tanah yang tidak bisa menampung dan tidak bisa menyerap air. Inilah permisalan orang yang memahami agama Allah, sehingga ilmu yang aku bawa pun bermanfaat untuknya, dia mengetahui ajaran Allah lalu dia ajarkan kepada orang lain. Dan demikianlah tidak peduli dengan agama ini, dia tidak mau menerima petunjuk yang Allah perintahkan aku membawanya.” (HR. Bukhari no. 79).
4. Hadiah untuk para penuntut ilmu.
من سلك طريقا يطلب فيه علما سلك الله به طريقا من طرق الجنة، وإن الملائكة لتضع أجنحتها رضا لطالب العلم، وإن العالم ليستغفر له من في السموات، ومن في الأرض، والحيتان في جوف الماء، وإن فضل العالم على العابد، كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب، وإن العلماء ورثة الأنبياء، وإن الأنبياء لم يورثوا دينارا، ولا درهما ورثوا العلم، فمن أخذه أخذ بحظ وافر
“Siapa yang menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkannya menempuh jalan ke syurga. Sesungguhnya Malaikat menurunkan sayapnya untuk menaungi penuntut ilmu karena ridha atas apa yang dilakukannya. Sesungguhnya semua makhluk yang berada di langit dan di bumi hingga ikan-ikan di lautan memintakan ampun untuk seorang ‘alim.
Kelebihan seorang alim dibandingkan seorang ahli ibadah ialah ibarat bulan purnama dengan bintang-bintang, Sesungguhnya ulama ialah pewaris para nabi, dan sesungguhnya nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu, siapa yang mendapatkannya maka dia telah mendapat keuntungan yang besar.” (HR. Abu Dawud no. 3641 , & Tirmidzi no. 2646).
Banyak sekali balasan kebaikan yang Allah ﷻ siapkan untuk para penuntut ilmu pada hadits ini;
a.Dimudahkan jalan ke surga.
b.Dihormati oleh para malaikat
c.Semua makhluk memintakan ampunan untuk dirinya.
d.Mendapatkan predikat sebagai pewaris nabi ﷺ
e.Mendapatkan keuntungan yang besar.
5. Ilmu merupakan tanda kebaikan diri seorang muslim.
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Siapa yang Allah inginkan kebaikan ada pada dirinya, maka Allah akan pahamkan dia perkara agama”. (HR. Bukhari no. 71 & Muslim no. 1037).
6.Pahala para ulama tak akan pernah terputus.
إذا مات الإنسان انقطع عنه عمله إلا من ثلاثة: إلا من صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له
“Jika seorang manusia meninggal terputuslah semua amalannya kecuali 3; Sedekah jariyah, ilmu bermanfaat yang ia ajarkan, dan anak sholih yang senantiasa mendoakannya.” (HR. Muslim no. 1631).
7.Ilmu adalah penghalang kesesatan.
إن الله لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من الناس، ولكن يقبض العلم بقبض العلماء، حتى إذا لم يترك عالما، اتخذ الناس رءوسا جهالا، فسئلوا فأفتوا بغير علم، فضلوا وأضلوا
“Sungguh Allah tidak akan langsung mencabut ilmu ini dari dada manusia, namun Allah akan mencabutnya dengan mewafatkan para ulama, sampai ketika tidak ada lagi tersisa seorang ‘alim pun, mulailah manusia mendatangi orang-orang bodoh untuk bertanya, mereka pun memberikan fatwa tanpa ilmu, sehingga mereka tersesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari no. 100 & Muslim no. 2673).
Itulah beberapa hadits yang berkenaan tentang keutamaan menuntut ilmu, semoga dengan membaca hadits-hadits tersebut bisa memompa semangat kita untuk lebih mempelajari agama Allah ﷻ.
Wallahu a’lam
Disusun oleh :
Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله
sumber: https://bimbinganislam.com/hadits-hadits-tentang-keutamaan-menuntut-ilmu/