Pertanyaan:
Apakah lailatul qadar bisa dilihat? Maksud kami, sebagian orang beranggapan bahwa ketika orang melihat peristiwa lailatul qadar, dia melihat cahaya dari langit atau peristiwa luar biasa lainnya. Jika ada orang yang tidak melihat peristiwa aneh ketika malam lailatul qadar, apakah dia juga mendapat keutamaan lailatul qadar?
Dari: Ibnu
Jawaban:
Terkadang lailatul qadar bisa dilihat dengan mata kepala untuk orang yang Allah berikan keistimewaan tertentu. Bentuknya bukan melihat cahaya atau kejadian aneh lainnya, tapi bentuknya adalah melihat tanda-tanda lailatul qadar. Tanda ini sebagaimana dinyatakan dalam hadis dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang tanda lailatul qadar,
ليلة طلقة لا حارة و لا باردة تصبح الشمس يومها حمراء ضعيفة
“Dia adalah malam yang indah, sejuk, tidak panas, tidak dingin, di pagi harinya matahari terbit dengan cahaya merah yang tidak terang.” (HR. Ibnu Khuzaimah; dinilai sahih oleh al-Albani).
Dulu para sahabat juga menggunakan acuan tanda-tanda itu untuk merasakan lailatul qadar. Hanya saja, orang yang tidak melihat dan tidak merasakan tanda itu, BUKAN berarti dia tidak mendapatkan keutamaan lailatul qadar. Keutamaan dan pahala yang besar, yang Allah janjikan di malam berkah itu, berlaku bagi setiap muslim yang melaksanakan ibadah di malam itu, dengan penuh keikhlasan dan mengharap pahala dari Allah. Baik dia merasakan tanda malam qadar atau tidak. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Siapa yang beribadah pada saat lailatul qadar, karena iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang telah lewat akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Nasai)
Dalam riwayat yang lain dinyatakan:
من قامها ابتغاءها ثم وقعت له غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر
“Siapa yang ibadah di malam hari dalam rangka mencari lailatul qadar, kemudian dia mendapatkannya, maka diampuni dosanya yang telah lewat dan yang akan datang.”
Terkait dengan tanda-tanda itu, sebagaimana hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskannya. Dan dulu sahabat Ubay bin Ka’b radhiallahu ‘anhu, pernah bersumpah bahwa lailatul qadar bertepatan dengan malam kedua puluh tujuh Ramadhan, kemudian beliau beralasan dengan tanda-tanda tersebut.
Disadur dari Fatwa Islam no. 21905
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits
sumber: https://konsultasisyariah.com/13126-melihat-lailatul-qadar.html