Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Semoga Ustadz dan keluarga selalu dalam lindungan dan rahmat Allaah Ta’ala. Aamiin

Ustadz izin bertanya, Yang berkewajiban mengaqiqahkan seorang anak adalah pencari nafkah ( ayahnya).
Bagaimana jika dia seorang mualaf, sedangkan orang tuanya masih kafir. Siapa yang mengaqiqahkan nya?
Jazaakallaahu khairan

(Disampakan oleh Fulanah, Sahabat BiAS T08 G-46)

Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Tidak mengapa bagi dia (mualaf) untuk melakukan aqiqah untuk dirinya sendiri, dan itu bermanfaat insyaAllah, Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz menyatakan :

والقول الأول أظهر ، وهو أنه يستحب أن يعق عن نفسه ؛ لأن العقيقة سنة مؤكدة ، وقد تركها والده فشرع له أن يقوم بها إذا استطع ؛

ذلك لعموم الأحاديث ومنها : قوله صلى الله عليه وسلم : ( كل غلام مرتهن بعقيقته تذبح عنه يوم سابعه ويحلق ويسمى )

أخرجه الإمام أحمد ، وأصحاب السنن عن سمرة بن جندب رضي الله عنه بإسناد صحيح

“Pendapat pertama lebih tampak kebenarannya, yaitu disunnahkan untuk mengaqiqahi diri sendiri. Karena aqiqah itu sunnah yang ditekankan. Kadang bapaknya meninggalkannya maka disunnahkan bagi dirinya untuk melakukannya jika memiliki kemampuan.

Hal itu berdasarkan keumuman hadits : Setiap anak lahir tergadai dengan aqiqah nya, disembelih untuk dirinya pada hari ketujuh dan diberi nama.

Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan Ashabussunan dari Samurah bin Jundub radhiyallahu anhu dengan sanad yang shahih.”
(Majmu’ Fatawa Syaikh Bin Baz : 26/266).

 

Wallahu a’lam
Wabillahit taufiq

Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al Bayati

 

Read more https://bimbinganislam.com/aqiqah-bagi-mualaf-yang-orang-tuanya-masih-kafir/