Pertanyaan :
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Ustadz, Ana mau tanya tentang keshohihan hadits yang menerangkan:
“Barang siapa yang meninggalkan shalat ashar tanpa udzur syar’i, maka amalan shalatnya terhapus“.
Jika hadits ini shohih, apakah amalan shalat yang terhapus di hari itu saja? Atau seluruh amalan shalat yang telah kita kerjakan sebelumnya?
جَزَاك الله خَيْرًا
(Disampaikan Oleh Sahabat BiAS)
Jawaban :
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
بِسْمِ اللَّهِ, اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَم عَلىَ رسول الله وَعَلَى آَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ:
Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari,
عَنْ أَبِي المَلِيحِ، قَالَ: كُنَّا مَعَ بُرَيْدَةَ فِي غَزْوَةٍ فِي يَوْمٍ ذِي غَيْمٍ، فَقَالَ: بَكِّرُوا بِصَلاَةِ العَصْرِ، فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ العَصْرِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ»
Dari Abu Malih, Beliau mengatakan:
‘Kami pernah bersama Buraidah (bin Al-Hushaib, salah seorang sahabat) pada suatu peperangan yang diselimuti mendung, maka beliau mengatakan;
‘Segera tunaikanlah shalat Ashar, Karena Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah bersabda;
“Siapa yang meninggalkan shalat Ashar, maka amalannya gugur“. (HR. Al-Bukhari 553)
Karena hadits tersebut diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari maka haditsnya shahih.
Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, juga pernah menyatakan hadits yang semisal denganya, dalam riwayat imam Ahmad;
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ مُتَعَمِّدًا حَتَّى تَفُوتَهُ فَقَدْ أُحْبِطَ عَمَلُهُ”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa meninggalkan shalat ashar hingga keluar waktunya, maka amalannya telah gugur“.
(HR. Ahmad 27.492 dan dishahihkan oleh syaikh Al-Albani dalam Shahih Targhib no hadits 479)
Para ulama ketika ada datang hadits ancaman seperti ini, biasanya mereka membiarkannya sebagaimana datangnya, agar seorang takut untuk melakukannya.
Imam Ibnu Hajar, ketika menerangkan hadits ini berkata:
وبينا أن أكثر السلف والأمة على القول بذلك، وإمرار الاحاديث الواردة فيه على ما جاءت من غير تعسف في تأويلاتها
“Telah kami terangkan juga, bahwa kebanyakan salaf dan umat, mengatakan hal ini dan membiarkan hadits seperti sebagaimana datangnya tanpa harus susah-susah mencari makna yang sebenarnya“.
(Fathul Bari Syarah Hadits no 553)
Sehingga, biarkanlah arti hadits ini sebagaimana datangnya. Tidak perlu diartikan, maksudnya seperti ini dan seperti itu. Dengan maksud agar orang yang mendengarkannya takut dan tidak melakukan apa yang dilarang dalam hadits.
Wallahu a’lam, wabillahittaufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh:
? Ustadz Ratno Abu Muhammad Lc, حفظه الله
Referensi: https://bimbinganislam.com/shahihkah-hadits-meninggalkan-shalat-ashar/