Pertanyaan :
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Ustadz, bagaimana hukumnya bila seseorang yang jualan di media sosial seperti Instagram, dia memakai jasa tambah followers (bisa bot/bukan orang, bisa juga berupa orang) sehingga kelihatan tokonya banyak followersnya dan bisa meningkatkan kepercayaan pembeli.
Atau misalnya jualan di Tokop***a dan Ma***t Place, tapi memakai layanan peningkatan reputasi (poin toko bertambah, padahal bukan asli dari transaksi).
Apakah semacam itu diperbolehkan? Atau termasuk penipuan?
(Sahabat BiAS T08-25)
Jawaban :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بسم الله, الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Tidak boleh. Ini termasuk jual beli Najasy yang terlarang, atau minimal sebagai Gisy (kecurangan). Dalilnya sebagaimana perkataan dari Ibnu Umar rodhiallohu ‘anhu :
نَهَى النَّبِىُّ عَنِ النَّجْشِ
“Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam melarang jual beli najasy”.
[HR Bukhori 2035 dan Muslim 3893]
Juga disebutkan dalam hadits yang lain;
وَلاَ تَنَاجَشُوا
“Janganlah melakukan najasy”. [HR Bukhori 2160 dan Muslim 1515]
Adapun dalil tentang kecurangan, seperti yang telah kita ketahui bersama dari hadits Abu Huroiroh rodhiallohu ‘anhu;
مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Barang siapa yang curang (menipu) kami, maka ia tidak termasuk golongan kami”.
[HR Muslim 101]
Pertanyaannya, apa itu Najasy? Dan bagaimana bentuk Najasy di zaman kontemporer saat ini?
Secara pengertian, Najasy adalah :
هو أن يزيد في السلعة من لا يريد شراءها، بل لنفع البائع، أو الإضرار بالمشتري، أو العبث
Upaya seseorang untuk menambah harga pada suatu barang, namun ia tidak ingin membeli barang tersebut, semata-mata demi keuntungan penjual (harganya bertambah), atau kerugian bagi pembeli, atau sekedar permainan (iseng).
Tidak salah jika seseorang mengupayakan keuntungan yang besar, namun Najasy dilakukan dengan kondisi tidak benar-benar menginginkan barang tersebut. Inilah yang membedakannya dengan Lelang atau Muzayadah. Lelang dibolehkan walau tujuannya demi keuntungan yang sebesar-besarnya, tapi upaya yang dilakukan dalam lelang (tawar menawar) benar-benar dalam rangka membeli barang, sementara Najasy cenderung merugikan pihak lain karena tidak punya niatan untuk membeli.
Dan berdasarkan hadits yang kita sebut di atas, jual beli Najasy dihukumi haram. Namun jumhur ulama memandang bahwa status jual beli Najasy tetap sah sebab larangan yang ada kembali kepada orang yang melakukan Najasy dan bukan kepada pembeli, sehingga tidak menyebabkan rusaknya aqad.
قال ابن بطال: أجمع العلماء على أنَّ الناجش عاص بفعله.
Ibnu Baththol rohimahulloh mengatakan, “Para ulama bersepakat bahwa orang yang melakukan Najasy adalah orang yang bermaksiat dengan perbuatannya tersebut”. (Taudhihul Ahkam Syarh Bulughul Marom, 4/304)
Lalu bagaimana dan apa saja bentuk dari jual beli Najasy?
ومن صوره:
(أ) أن يزيد في ثمن السلعة مَن لا يريد شراءها، ليغري المشتري بالزيادة.
(ب) أن يتظاهر من لا يريد الشراء بإعجابه بالسلعة وخبرته بها، ويمدحها؛ ليغر المشتري، فيرفع ثمنها.
(ج) أن يدَّعي صاحب السلعة، أو الوكيل، أو السمسار، ادعاء كاذباً أنَّه دُفِع فيها ثمن معيَّن؛ ليدلس على من يسوم.
(د) ومن الصور الحديثة للنجش المحظورة شرعاً اعتماد الوسائل السمعية، والمرئية، والمقروءة، التي تذكر أوصافاً رفيعة لا تمثل الحقيقة، أو ترفع الثمن لتغر المشتري، وتحمله على التعاقد. والله أعلم.
Diantara bentuk Najasy adalah;
• Pertama: Orang yang tidak berkeinginan membeli barang berpura-pura menawar barang dengan harga yang lebih tinggi daripada penawar lain, dengan tujuan memancing agar penawar lain yang berkeinginan membeli barang mau menaikkan penawarannya.
• Kedua: Orang yang tidak berkeinginan membeli barang pura-pura menampakkan kekagumannya pada barang tersebut, memuji-mujinya, agar orang yang berkeinginan membeli barang mau menaikkan penawarannya.
• Ketiga: Pemilik barang, perwakilannya atau makelarnya memberi pengakuan bahwa barang yang ditawarkan itu telah ditawar dengan harga tertentu namun tidak dilepas dengan tujuan menipu penawar alias calon pembeli. Agar orang yang berkeinginan membeli barang mau menaikkan penawarannya.
• Keempat: Termasuk bentuk Najasy kontemporer di zaman ini adalah Iklan dengan menggunakan media visual, audio atau pun cetak (teknologi) secara berlebihan, padahal tidak sesuai dengan realita sesungguhnya. Termasuk pula meninggikan harga barang untuk mengesankan “eksklusif”, agar orang yang berkeinginan membeli barang mau melakukan transaksi.
(Taudhihul Ahkam Syarh Bulughul Marom, 4/320)
Maka diantara Jual Beli Najasy yang terlarang dan ada di zaman sekarang adalah jual beli follower, jual beli poin, jual beli reputasi, dll demi mendongkrak penjualan.
Semoga kita semua dimudahkan oleh Alloh untuk bersikap wara’ (hati-hati) dalam setiap muamalah.
Wallohu A’lam, wabillahittaufiq.
Dijawab dengan ringkas oleh :
? Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
Referensi: https://bimbinganislam.com/hukum-jual-beli-online-dengan-followers/