Pertanyaan:
Apa benar selama 10 malam terakhir ramadhan kita dilarang melakukan hubungan badan? Trim’s
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Allah halalkan bagi umat islam untuk melakukan hubungan badan di malam ramadhan.
Allah berfirman,
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” (QS. al-Baqarah: 187).
Dalam ayat di atas, Allah halalkan hubungan badan pada lailatas shiyam [لَيْلَةَ الصِّيَامِ]. Kata lailah adalah isim jenis yang menunjukkan makna seluruh malam. Sehingga ayat ini dalil boleh melakukan hubungan badan sepanjang malam puasa ramadhan. Artinya, itu berlaku sampai akhir ramadhan.
Kecuali bagi orang itikaf, mereka dilarang melakukan hubungan badan, karena bisa membatalkan itikafnya.
Allah berfirman,
وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا
“Janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid.” (QS. al-Baqarah: 187).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Mengencangkan Ikat Pinggangnya?
Menurut keterangan Aisyah Radhiyallahu ‘anha, ketika masuk 10 terakhir ramadhan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih rajin lagi dalam beribadah. Aisyah mengatakan,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika masuk 10 terakhir ramadhan, beliau mengencangkan sabuknya, menghabiskan malamnya dengan ibadah, dan membangunkan para istrinya (untuk ibadah). (HR. Bukhari 2024).
Ada beberapa keterangan ulama tentang makna keterangan Aisyah Radhiyallahu ‘anha, “mengencangkan sabuknya”,
Dimaknai secara hakiki. Artinnya, beliau benar-benar mengencangkan sabuknya.
Dipahami sebagai kalimat kiasan, untuk mengungkapkan dua hal,
Menjauhi hubungan badan
Menghabiskan waktu untuk fokus ibadah
(Umdatul Qori, 11/139)
Mengapa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjauhi istrinya di 10 malam terakhir ramadhan?
Ada yang mengatakan, karena beliau sedang itikaf. Ada juga yang mengatakan, itu terjadi di luar itikaf. Yang kedua ini merupakan pendapat al-Qurthubi. (Fathul Bari, 4/269)
Namun apapun itu, apa yang beliau lakukan bukan dalam rangka melarang umatnya untuk melakukan hubungan badan di 10 malam terakhir ramadhan. Namun untuk karena kesungguhan beliau dalam beribadah ketika itu, hingga beliau tinggalkan hubungan badan.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits
source: https://konsultasisyariah.com/25194-hubungan-badan-di-10-malam-terakhir-ramadhan-dilarang.html