7 Bahaya Hasad
Salah satu penyakit hati, dan ini merupakan penyakit sosial, adalah kedengkian terhadap saudara kita sesama muslim. Ini adalah penyakit yang sangat berbahaya, sampai-sampai hampir tidak ada satu jiwa pun yang lepas dari penyakit dengki, atau yang dikenal dengan hasad. Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim pernah berkata di dalam Majmu’ Fatawa,
أَنَّ الْحَسَدَ مَرَضٌ مِنْ أَمْرَاضِ النَّفْسِ وَهُوَ مَرَضٌ غَالِب فَلاَ يَخْلُصُ مِنْهُ إِلاَّ الْقَلِيل مِن النَّاسِ وَلِهَذَا يُقَالُ مَا خَلاَ جَسَدٌ مِن حَسَدٍ
Bahwasanya hasad adalah salah satu dari penyakit hati, dan dia penyakit yang mendominasi yang tidak ada manusia yang bisa lepas darinya kecuali hanya sedikit saja. Oleh maka itu ada ungkapan yang mengatakan tidaklah ada satu pun jasad yang bisa lepas dari hasad. (Majmu’ Fatawa, Juz;10)
Penyakit ini hampir menjangkiti siapapun, dari yang muda sampai yang tua, yang miskin sampai yang kaya, rakyat maupun penguasa, orang yang bodoh sampai pun alim ulama. Seorang pedagang hasad kepada temanya yang sesama pedagang karena pelanggan temannya lebih banyak. Seorang hasad dengan teman sekantornya hanya karena ia naik jabatan. Bahkan seorang ustadz hasad kepada ustadz yang lain karena merasa tersaingi dakwahnya.
Hakikat hasad atau dengki adalah tidak senang jika ada saudara atau temannya mendapatkan kenikmatan dari Allah. Apalagi jika dia berharap kenikmatan yang ada pada saudaranya tersebut hilang, maka inilah yang dinamakan hasad sejati.
Mengapa hasad ini sangat berbahaya?
Yang pertama, karena hasad ini adalah sifat asli daripada orang-orang kafir.
مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلا الْمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِنْ خَيْرٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
“Orang-orang kafir dari kalangan ahlul kitab dan musyrikin tidak suka jika diturunkan kepada kalian kebaikan walaupun sedikit dari Rabb kalian.” (Al-Baqarah: 105)
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Begitu banyak ahlul kitab yang menginginkan agar kalian kembali kepada kekafiran setelah beriman, yang demikan itu disebabkan oleh penyakit hasad yang telah memenuhi diri-diri mereka setelah jelas bagi mereka kebenaran.” (Al-Baqarah: 109)
Yang kedua, hasad adalah dosa yang pertama kali dilakukan oleh mahluk Allāh tabāraka wa ta’āla, yaitu hasadnya Iblis kepada Nabi Adam karena Allāh tabāraka wa ta’āla telah menciptakannya langsung dengan kedua tangan-Nya dan dengan penciptaan yang sempurna.
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ
Allāh tabāraka wa ta’āla berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?” (Shaad: 75)
Yang ketiga, karena begitu bahayanya hasad ini, maka Allah perintahkan kita untuk berlindung dari bahaya kejahatan orang yang hasad kepada kita. Allāh tabāraka wa ta’āla berfirman;
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Dan dari kejahatan orang-orang yang hasad ketika mereka hasad.” (Al Falaq:5)
Yang keempat, karena hasad dapat merusak ukhuwah islamiyah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari jalan sahabat Abu Hurairah Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda;
لا تحاسدوا، ولا تناجشوا ولا تباغضوا، ولا تدابروا، وكونوا عباد الله إخواناً،
“Janganlah kalian saling hasad, berjual beli secara Najasy, janganlah saling membenci dan bermusuhan, dan jadilah kalian hamba-hamba Allāh yang bersaudara.”
Yang kelima, karena hasad ini dapat mengurangi kadar kesempurnaan iman seseorang. Karena orang yang hasad ia tidak senang melihat apa yang ada pada saudaranya. Rasulullah ﷺ bersabda;
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ»
Dari Anas bin Malik, Dari Nabi ﷺ“Tidaklah salah seorang diantara kalian beriman (dengan iman yang sempurna) sampai ia mencintai bagi saudaranya apa-apa yang ia cintai bagi dirinya sendiri.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Yang keenam, karena hasad ini dapat mengurangi kadar keimanan seseorang terhadap takdir Allāh . Ketika saudaranya mendapatkan kenikmatan, sedangkan ia belum mendapatkan kenikmatan tersebut, maka sejatinya ini telah Allāh tetapkan di dalam takdirNya.
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allāh -lah yang memberi rezekinya, (Hud:6).
وَلا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allāh kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (An Nisaa: 23)
Yang ketujuh, karena hasad ini dapat menghancurkan kebaikan-kebaikan yang kita kumpulkan. Karena orang yang hasad maka jika ia tidak dapat menguasai hatinya, ia akan melakukan kemakasiatan-kemaksiatan yang lain untuk memenuhi rasa hasadnya tersebut, seperti memfitnah, ghibah, pergi ke dukun, dan sebagainya.
Maka benar apa yang dikatakan oleh Rasulullah ﷺ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
sebagaimana sabda beliau, “Jauhilah oleh kalian hasad karena ia akan memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu daud).
Inilah 7 bahaya hasad yang harus kita waspadai bersama, agar kita terhindar dari penyakit tersebut. Walaupun sangat sulit membebaskan diri dari penyakit ini, tapi kita harus tetap berusaha dan memohon pertolongan kepada Allāh tabāraka wa ta’āla agar senantiasa tidak ada rasa hasad di dalam diri kita.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang” (Al Hasyr : 10)
Semoga tulisan 7 bahaya hasad ini bermanfaat, wa akhiru da’wanā ‘anilhamdulillāhi rabbil ālamīn
Wallāhu a’lam, Wabillāhittaufiq
Ditulis Oleh:
Ustadz Kukuh Budi Setiawan, S.S., S.H., حفظه الله
Referensi: https://bimbinganislam.com/7-bahaya-hasad/