Pertanyaan
بسم اللّه الرحمن الر حيم
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Ustadz, ana mau bertanya. Bagaimana hubungan dengan ibu yang berlainan agama, bukankah kita harus patuh dan sayang pada ibu, sebatas mana ana harus menurut pada ibu, apakah boleh ana mengucapkan selamat natal kepada ibu?
Apakah kalau ibu mendoakan yang buruk kepada ana, doanya akan terkabul , begitu juga sebaliknya jika mendoakan yang baik juga akan terkabul?
(Sahabat BiAS T06 G-52)
Jawaban
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Iya kita tetap harus berbakti dan menyayangi ibu kita meskipun beliau kafir dan tidak boleh menuruti kemauan beliau yang dilarang oleh agama. Allah ta’ala befirman :
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا
“Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman : 15).
Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
لا طاعة في معصية الله، إنما الطاعة في المعروف
“Tidak boleh taat (kepada makhluk) dalam bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya taat (kepada makhluk) itu hanyalah dalam perkara kebaikan.” [HR Bukhari : 7257 & 1840].
Berikut riwayat kami cantumkan tentang kisah Asma’ bintu Abu Bakar Ash-Shidiq, ia berkata :
قدمت عليَّ أمي وهي مشركة في عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم فاستفتيتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فقلت : إن أمي قدمت وهي راغبة أفأصلها ؟ قال : ” نعم ، صِلي أمك
“Ibuku mendatangi aku sedang dia ini wanita musyrik di zaman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, aku lantas meminta fatwa dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam : Sesungguhnya ibuku datang ia sangat rindu ingin bertemu, apakah aku boleh menyambung tali silaturahmi kepada beliau? Beliau menjawab : “Iya sambunglah tali silaturahmi dengan ibumu itu.” (HR Bukhari 2477, Muslim : 1003).
Do’a orang tua kepada anaknya juga do’a yang mustajab meski orang tua itu orang kafir, baik do’a kebaikan maupun do’a keburukan. Dalil akan hal ini adalah kisah tentang Juraij yang terkenal.
Tapi jika ia marah karena kita tidak menuruti keinginannya yang berupa tindak kemaksiatan tentu ini menjadi pengecualian.
Wallahu a’lam.
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله
Referensi: https://bimbinganislam.com/bermuamalah-dengan-ibu-non-muslim/