Pertanyaan
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Afwan Ustadz, ada titipan pertanyaan dari sahabat BIAS seperti ini:
MAHALLUL QIYAM, MENGHADIRKAN RUH NABI ﷺ DALAM SALAM PENGHORMATAN.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلَّا رَدّ اللَّهُ عَلَيَّ رُوحِي، حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ“.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه Rasulullah ﷺ bersabda: Tidaklah seseorang di antara kalian mengucapkan salam penghormatan kepadaku melainkan Allah mengembalikan ruhku hingga aku menjawab salamnya.
Hadits riwayat Imam Abu Daud dan dinilai sahih oleh Imam an-Nawawi di dalam kitab al-Adzkar.
Ibnul Qoyyim al-Jauzi, berkata dalam kitab ar-Ruh :
وقال سلمان الفارسى أرواح المؤمنين في برزخ من الأرض تذهب حيث شاءت
Salman al-Farisi رضي الله عنه berkata : Arwah kaum mu’minin berada di alam barzah dekat dari bumi dan dapat pergi ke mana saja menurut kehendaknya.
الروح – (ج 1 / ص 91)
Pada setiap di saat kita membaca Tasyahud dalam shalat, kita selalu mengucapkan:
“ اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِي ّ”ُ
“Assalamualika ayyuhan nabi”, Salam penghormatan kepada engkau wahai Nabi.
Penjelasan:
Pada saat menyebut Nabi dalam shalat kita memakai kata ganti كَ atau kata ganti orang kedua atau dlamir mukhatab, yang berarti kamu atau anda. Kita tidak menyebut nabi dengan dlamir ghaib هُ atau dia, atau beliau, kita menyebut nabi dengan engkau. Ini artinya bahwa pada saat kita mengucapkan salam penghormatan, Allah menghadirkan ruh nabi Muhammad ﷺ untuk menjawab salam penghormatan dari kita.
Begitu juga pada saat Mahallul Qiyam pada peringatan Maulid Nabi saat saat kita berdiri mengucapkan salam penghormatan:
” يَا نَبِي سَلَامْ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلْ سَلَامْ عَلَيْك “َ
Dalam kalimat yang kita baca “Wahai Nabi salam penghormatan kepadamu, Wahai Rasul salam penghormatan kepadamu”. Salam penghormatan kepada nabi inilah yang menghadirkan ruh nabi ﷺ pada saat itu.
Demikianlah mengapa di acara peringatan maulid nabi ada moment berdiri.
والله أعلم….
Mohon penjelasannya mengenai tulisan di atas, Ustadz.
Syukron, Ustadz.
Jazaakallaahu khoiron.
(Fulan, Admin BiAS N06)
Jawaban
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Hadits tersebut shahih insya’Allah, namun maknanya diperselisihkan para ulama, dan Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menyebutkan banyak pendapat tentang makna hadits ini dalam kitab Ar Ruh, demikian pula Imam Ibnu Baz dalam fatwa beliau.
Kesimpulan pendapat terkuat adalah makna hadits tersebut dikembalikan sebagaimana adanya. Dan hadits ini tidak sedikitpun memberikan keterangan bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam hadir di dekat orang yang mengucapkan salam kepada beliau.
Bayangkan seandainya ada sejuta orang mengucapkan salam diberbagai lokasi berbeda, dimana beliau kala itu?
Pernyataan Salman Al-Farisi juga tidak memberikan keterangan bahwa ruh keluar dari Barzakh, ia pergi kemana saja sesuka hatinya tapi masih dalam ruang lingkup barzakh.
Dhamir Ka (kamu) tidak menjadi indikasi beliau ada di dekat kita, karena di sana ada riwayat lain shahih dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu yang memerintahkan mengubah lafadz As-slamualaika ayyuhannabi dirubah menjadi asslamu ‘alannabi warahmatullah. Perubahan ini dilakukan setelah Nabi shalllahu ‘alaihi wafat.
(HR Bukhari 6265, Muslim : 402, dishahihkan oleh Imam Al-Albani dalam Irwaul Ghalil : 321).
Terakhir jika kita harus berdiri ketika mengucapkan salam dalam rangka menyambut Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam ada dua kejanggalan di sini :
1. Kenapa kita berdiri ketika membaca salam dan salawat ketika tasyahud ?
2. Justru Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dikala beliau hidup, beliau melarang para sahabatnya dari perbuatan tersebut,
عن أنس رضي الله عنه قال : ما كان شخص أحب إليهم رؤية من النبي صلى الله عليه وسلم وكانوا إذا رأوه لم يقوموا إليه لما يعلمون من كراهيته لذلك
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Tidak ada seorang pun yang lebih para shahabat cintai saat melihatnya daripada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Namun jika melihat beliau, mereka tidak pernah berdiri karena mereka mengetahui kebencian beliau atas hal itu”
(HR Bukhari dalam Adabul-Mufrad : 946, Tirmidzi dalam Sunan-nya no. 2754 dan Asy-Syamaail 335, Ibnu Abi Syaibah : 8/586, Ahmad : 3/132, Abu Ya’la : 3784, Thahawi dalam Syarh Musykilil Atsar : 1126 hadis ini shahih).
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
من أحب أن يمثل له الرجال قياما فليتبوأ مقعده من النار
“Barangsiapa yang suka seseorang berdiri untuknya, maka persiapkanlah tempat duduknya di neraka”.
(HR. Abu Dawud : 5229, Tirmidzi : 2753, Ahmad : 4/93, Bukhari dalam Adabul Mufrad : 977, Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan : 1/219, dishahihkan oleh Imam Al-Albani dalam Silsilah Ahadits As-Shahihah :1/627).
Wallahu a’lam
Dijawab dengan ringkas oleh :
Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله
Referensi: https://bimbinganislam.com/benarkah-ruh-nabi-hadir-saat-tasyahud-salam-penghormatan/