Pertanyaan:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ustadz saya ingin menanyakan bagaimana mendidik anak perempuan yang sudah dewasa mengingat banyak sekali media sosial yang dengan sangat mudah membuka hal hal apa saja yang bersifat pornografi agar tidak terlibat pergaulan bebas? Mohon jawabannya ustadz.

جَزَاك اللهُ خَيْرًا

Ditanyakan oleh Sabahat BiAS T06 G-18

Jawab:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Mendidik anak yang sudah dewasa memang tidak mudah, mengingat karakter si anak sudah mulai terbentuk dan perlu waktu untuk meluruskan hal-hal yang menyimpang dari karakter tersebut.

Saran saya:

Ajak dia berdialog dan berdiskusi dengan lemah lembut lalu arahkan dia dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama: tanyakan kepada nya tentang apa yang dia inginkan dalam hidupnya?

Kedua: bila ia menyebutkan hal-hal yang baik namun caranya keliru, maka apresiasilah dulu pendapat dia, baru kemudian jelaskan cara mendapatkan hal tersebut yang benar. Namun bila ia menyebutkan hal-hal yang terlarang, maka jelaskan bahwa yang dia inginkan tersebut terlarang karena berbahaya bagi dirinya, lalu yakinkan dia bahwa cara dia berpikir itu tidak benar, jelaskan dengan bahasa yang logis, bukan dengan doktrin atau paksaan.

Ini tahapan yang sangat penting agar si anak menyadari dimana letak kekeliruannya. Pernah suatu ketika ada seorang pemuda yang masuk masjid lalu berkata kepada Nabi: “Ya Rasulullah, izinkan aku untuk berzina!”

Kontan para sahabat marah mendengar perminataan si anak muda tadi. Akan tetapi Nabi tidak marah, namun justru menyuruhnya agar mendekat kepada beliau. Setelah berada dekat dengan si pemuda, Nabi lantas menanyainya sebagai berikut:

“Apakah kamu rela jika ibumu berzina?”

“Demi Allah, Tidak!” jawab si pemuda.

“Orang-orang pun tidak rela jika ibu mereka berzina” sahut Nabi.

“Apakah kamu rela jika puterimu berzina?” tanya Nabi lagi.

“Demi Allah, Tidak!” jawabnya.

“Orang-orang pun tidak rela jika puteri mereka berzina” kata Nabi.

Lalu Nabi menyebutkan bagaimana bila yang berzina itu adalah bibinya, atau saudarinya? Dan si pemuda selalu menjawab “Tidak”. Lalu Nabi menutup dialognya dengan mendoakan agar Allah mengampuni dosa si pemuda dan membersihkan hatinya. Akhirnya si pemuda tadi tersadarkan dan semenjak itu tidak pernah lagi berhasrat kepada zina.

Nah, ini menunjukkan bahwa ketika seseorang telah bisa menerima suatu aturan, maka ia akan menjadi pedoman hidupnya untuk selamanya, namun jika ia terpaksa menerima suatu aturan, maka begitu ada kesempatan untuk melepaskan dirinya darinya, ia takkan menunda-nunda untuk meninggalkan aturan tersebut.

Perhatikan apa saja yang berpotensi menjerumuskan si anak dalam pergaulan bebas? Jika ia masih bergaul secara bebas di sekolahnya atau di lingkungannya, maka masukkan dia ke pondok pesantren yang terkenal memiliki kualitas baik. Karena di pondok pesantren relatif lebih terjaga pergaulannya di banding dengan sekolah- sekolah konvensional.

Jika ia tinggal di lingkungan yang tidak baik, maka saya sarankan agar pindah ke lingkungan yang lebih baik, walaupun ini merupakan pilihan yang tidak mudah.

Jika ia cenderung menjalin pergaulan melalui gadget dan medsos, maka jangan belikan smartphone, namun belikan saja HP jadul yang tidak bisa untuk chat dan sebagainya, sampai akhlak si anak terkendali dan tidak ada kekhawatiran akan menyalahgunakan smartphone.

Segera nikahkan dia dengan lelaki yang baik, walaupun masih belia sebab jika solusi- solusi sebelumnya tidak efektif, maka pernikahan adalah jalan terbaik untuk mencegah seseorang dari perbuatan keji. Jangan pedulikan cibiran orang, karena selama seseorang berjalan sesuai dengan syariat Allah, maka dia pasti selamat di dunia dan akhirat. Lagi pula, jika ia dibiarkan bergaul bebas hingga terjerumus dalam perbuatan haram, maka orang-orang pun akan mencibir. Jadi, percuma saja kalau kita mengikuti selera orang lain, yang penting bagaimana agar Allah meridhai.

Wallaahu a’lam.

Konsultasi Bimbingan Islam

Dijawab oleh Ustadz Dr. Sufyan Baswedan Lc MA

Referensi: https://bimbinganislam.com/bagaimana-mendidik-anak-perempuan-yang-beranjak-dewasa/