Pertanyaan:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
1. Bagaimana caranya agar anak mau dan ikhlas disekolahkan di pesantren?
2. Apa saja doa–doa untuk orang tua yang sudah meninggal?
3. apabila kita mengaji kemudian diniatkan dibaca untuk orangtua Rahimahullah apakah diterima atau pahalanya untuk yang baca tapi tetap jadi syafaat juga buat orangtua.
Ditanyakan oleh Sahabat BiAST04 G-87
Jawaban:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Pertama: agar anak mau dan ikhlas disekolahkan di pesantren adalah dengan membuat anak senang dengan islam dan pesantren. Sebelum anak masuk ke pesantren maka anak harus dibiasakan cinta islam dan orang-orang shalih. Kedua orang tua, lingkungan di rumah, lingkungan di sekitar rumah, lingkungan di sekolah, dan teman-temannya sangat berperan dalam masalah ini. Maka biasakanlah dengan semua lingkungan yang baik. Kebiasaan dan kegiatan yang ada di pesantren harus sudah mulai ditanamkan dan dipraktekkan di rumah, seperti shalat berjamaah, banyak membaca dan menghapal Al Qur’an, bergaul dengan orang-orang shalih, dan lain-lain. Maka ini akan menanamkan kepada anak cinta dengan kebaikan dan insya Allah akan senang dengan pesantren.
Kedua: diantara doa untuk orang tua yang sudah meninggal adalah
:رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Ya Allah, berilah rahmat kepada mereka (kedua orang tua), sebagaimana mereka merawatku ketika kecil.” (QS. Al-Isra: 24).
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (QS. An Naml: 19).
Ketiga: Tidak diperbolehkan megaji Al Qur’an dan diniatkan pahalanya untuk orang tua yang sudah meninggal, karena yang demikian tidak perah dituntunkan oleh Rasulullah, namun jika anak mengaji atau beribadah lain maka pahalanya akan ia dapatkan dan akan sampai juga kepada orang tuanya. Oleh karennya tidak ada amalan yang bisa sampai kepada orang yang telah meninggal kecuali ada dalilnya. Diantara dalil tersebut adalah sabda Rasulullah:
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية أو علم ينتفع يه أو ولد صالح يدعو له
“Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang berdoa kepadanya.” (HR Muslim).
Beliau juga bersbda:
إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوصِ، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، أَفَلَهَا أَجْرٌ، إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ تَصَدَّقْ عَنْهَا»
“Ibuku mati mendadak, sementara beliau belum berwasiat. Saya yakin, andaikan beliau sempat berbicara, beliau akan bersedekah. Apakah beliau akan mendapat aliran pahala, jika saya bersedekah atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya. Bersedekahlah atas nama ibumu.” (HR. Bukhari no. 1388 dan Muslim no. 1004).
Dari dalil-dalil di atas maka tidak sampai (mengalir) pahala orang yang sudah meninggal kecuali sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak shalih yang mendoakan, anak yang bersedekah untuk orang tuanya yang sudah meninggal, umrah, dan haji, dan ini semua ada dalilnya. Pahala ibadah anak yang shalih termasuk dari usaha kebaikan orang tua, maka pahala tersebut untuk diri sendiri dan akan sampai juga kepada orang tuanya yang sudah meninggal.
Konsultasi Bimbingan Islam
Ustadz Muhammad Romelan, Lc.
Referensi: https://bimbinganislam.com/kiat-anak-ikhlas-di-pesantren-dan-birrul-walidain/