Pertanyaan
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Afwan, Ustadz….
Saya seorang ikhwan (laki-laki, -pent), apakah jodoh juga bagian dari rezeki yang sudah dijamin oleh Allah? kenapa sudah berikhtiar berulang kali belum juga dipertemukan?
Mohon solusinya, Ustadz..
Barokallohufikum.
(Dari Hamba Alloh di Magelang Anggota Grup WA Bimbingan Islam N04-64)
Jawaban
وعليكم السلام ورحمة الله وبر كاته
Terima kasih atas pertanyaanya semoga Allah subhanahu wata’ala memudahkan kebaikan bagi Anda.
Yang pertama sekali kami mengingatkan bahwa pertanyaan ini mengandung unsur kemaksiatan kepada Allah, berupa keraguan atas kemahakuasaan Allah. Berupa keraguan bahwa Allah itu satu-satunya Dzat yang maha kuasa, satu-satunya Dzat yang mengatur kehidupan, rejeki, jodoh, sehat, sakit, mati dll semuanya mutlak di tangan Allah subhanahu wa ta’ala.
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذلِكَ، ثمَّ يُرْسَلُ إلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فيهِ الرُّوحَ، وَيُؤمَرُ بأرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أوْ سَعِيدٌ.
“Sesungguhnya penciptaan salah seorang diantara kalian dihimpun dalam perut ibunya selama empat puluh hari, atau empat puluh malam, kemudian menjadi segumpal darah dalam empat puluh hari berikutnya, kemudian menjadi segumpal daging dalam empat puluh hari berikutnya, kemudian Allah mengutus malaikat kepadanya dan memerintahkan untuk menetapkan empat kalimat (empat hal); tentang rejekinya, ajalnya, amalnya, sengsara ataukah bahagia”. (HR Muslim : 2643).
Jadi kita semua harus yakin seyakin-yakinnya bahwa jodoh termasuk salah satu hal yang menjadi kekuasaan Allah atasnya.
Jika kita sudah meyakini bahwa jodoh ditangan Allah, maka selayaknya kita berdoa. Karena semua kebahagiaan itu milik Allah, apabila Allah menghendaki kebahagiaan dalam sebuah rumah tangga, maka Ia akan memudahkan pada calon suami untuk berdoa sebelum menikah.
Berdoa agar Allah memberkahi pernikahannya, agar dipilihkan istri yang shalihah, agar diberikan ketenangan, dan kebahagiaan.
Dan hendaknya kita mengikhlaskan niat kita ketika ingin menikah, kita menikah dalam rangka beribadah kepada Allah, bukan karena nafsu syahwat semata. Tapi untuk mentaati Allah, untuk menjaga kehormatan diri, menjaga pandangan dari melihat sesuatu yang haram. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ثلاثة حق على الله عونهم المجاهد في سبيل الله، والمكاتب الذي يريد الأداء، والناكح الذي يريد العفاف.
“Tiga orang yang pasti Allah akan menolong mereka : orang yang berjihad di jalan Allah, Mukatab yang ingin menebus dirinya, dan orang yang menikah dengan tujuan menjaga kesucian diri”. (HR. At-Tirmidzi : 4/184, Nasa’i : 6/61, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak : 2/160. At-Tirmidzi mengatakan : hadits hasan, Al-Hakim menyatakan shahih berdasarkan syarat Muslim dan disetujui oleh Ad-Dzahabi).
Jadi sebab utama seorang hamba mendapatkan jodoh yang shalihah adalah dengan berusaha dengan berbagai macam sebab syar’i yang bisa mengantarkan kita menuju cita-cita.
Jika sudah demikian, sudah maksiimal usaha kita, tidak tersisa kecuali do’a. Dan kita harus yakin bahwa doa kita akan diijabah oleh Allah, karena Allah berfirman : “Mintalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.” (QS. Al-Mu’min: 60). Dengan syarat, kita memenuhi adab-adab di dalam berdoa serta memilih waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa. Seperti antara adzan dan qomat, ketika turun hujan, ketika sepertiga malam terakhir, ketika hari jumat dll.
Dan model pengkabulan doa dari Allah itu tidak satu bentuk saja, terkadang Allah menunda memberikan sesuatu di waktu yang lain karena hikmah serta manfaat mulia yang tidak kita sangka sebelumnya, karena itulah yang pilihan terbaik yang Allah pilihkan bagi kita. Maka kita harus senantiasa berprasangka baik kepada Allah. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ : إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا ، قَالُوا : إِذًا نُكْثِرُ ؟ قَالَ : اللَّهُ أَكْثَرُ
“Tidaklah seorang muslim berdo’a dengan sebuah doa dalam kedaan ia tidak berbuat dosa dan memutus ssa jadi Allah akan menyegerakan bagi dia permintaanya, bisa jadi Allah menyimpan baginya kelak di akhirat, dan bisa jadi Allah akan menolak keburukan dari dia sebagai ganti permintaanya”. (HR Ahmad no. 10749, dishahihkan oleh Imam Al Albani di dalam Shahih Targhib Wat Tarhib : 1633).
Semoga bermanfaat, tetap sehat, tetap semangat berdoa serta berusaha, semoga Allah mudahkan kebaikan bagi antum juga bagi kita semua.
Aamiin.
Wallahu a’lam bish showab.
Konsultasi Bimbingan Islam
Ustadz Abul Aswad Al Bayati
Referensi: https://bimbinganislam.com/jodoh-belum-dijamin-alloh-ta-alaa/